LAPORAN ILMU TANAH HUTAN pH METER

PH METER
(Laporan praktikum ilmu tanah hutan)







Oleh
Septo Widodo Pasaribu
1314151048




 






JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVESITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014



I.PENDAHULUAN

A.  latar Belakang
Ketetapan unsure hara bagi tanaman sangat tergantung pada beberapa factor diantaranya pH tanah beberapa faktor pH tanah yang dirumuskan pH= -log (h*). Nilai pH berkisaran antara 0-14, semakin rendah pH tanah dan sebaliknya makin rendah kepekaan ion H* makin tinggi pHnya. Berdasarkan nilai pH, maka ada tiga kemungkinan reaksi yaitu : (1) basa, pH tanah >7, (2) netral, jika pH tanah =7, dan (3) asam, jika pH tanah <7.
Kemasan tanah dibedakan atas kemasan aktif dan potensial, kemasan aktif adalah kemasan yang disebabkan ion H+ di dalam larutan tanah, sedangkan kemasan potensila adalah kemasan yang disebabkan oleh ion A13+ dan ion H* pada komplek jerapan. ion h* didalam larutan tanah berada dalam keseimbangan dengan ion-ion if pada komplek jerapan masuk ke dalam larutan.
Ada beberapa cara menghitung pH lauran salah satunya adalah dengan menggunakan kertas lakmus atau dengan cara menggunakan pH meter penggunaan kertas lakmus adalah dengan cara memasukan nya ke dalam larukan maka kertas tersebut akan berubah warna bila berubah warna menjadi biru maka larutan tersebut adalah basa dan bila berwarna merah maka larutan tersebut asam. Dan menghitung asam basa dengan mengunakan pH meter dengan cara menancapkan pH meter ke tanah maka jarum yang terdapat pada ph meter akan menunjukan tanah tersebut kandunga nya asam atau basa dan dapat juga melihat kelembapannya.
B. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan sifat tanah hutan yang berkaitan dengan pH tanah.
2. Mahasiwa dapat menjelaskan implikasi sifat tanah, terutama pH tanah, terhadap           ketersediaan  unsure hara tanah dan terhadao budi daya tanaman hutan terutama bagai mana menggunakan pH meter dan kertas lakmus.





II. TINJAUAN PUSTAKA

zat tersebutaKekuatan suatu zat ditentukan oleh derajat ionisasi ( yang dapat dinyatakan dengan tetapan kesetimbangan asam (Ka). Harga kesetimbangan asam merupakan ukuran kekuatan asam, yaitu bila asam makin kuat maka harga Ka makin besar, sedangkan bila asam makin lemah maka harga Ka makin kecil.dan Kekuatan suatu zat ) zat tersebut yang dapat dinyatakanaditentukan oleh derajat ionisasi ( dengan tetapan kesetimbangan basa (Kb). Harga kesetimbangan basa merupakan ukuran kekuatan basa, yaitu bila basa makin kuat maka harga Kb makin besar, sedangkan bila basa makin lemah maka harga Kb makin kecil.(Wikipedia)
Lakmus adalah asam lemah. Lakmus memiliki molekul yang sungguh rumit yang akan kita sederhanakan menjadi HLit. “H” adalah proton yang dapat diberikan kepada yang lain. “Lit” adalah molekul asam lemah.Tidak dapat dipungkiri bahwa akan terjadi kesetimbangan ketika asam ini dilarutkan dalam air. Pengambilan versi yang disederhanakan kesetimbangan ini:Lakmus yang tidak terionisasi adalah merah, ketika terionisasi adalah biru.Sekarang gunakan Prinsip Le Chatelier untuk menemukan apa yang terjadi jika anda menambahkan ion hidroksida atau beberapa ion hidrogen yang lebih banyak pada kesetimbangan ini.Alasan untuk membubuhkan tanda kutip disekitar kata “netral” adalah bahwa tidak terdapat alasan yang tepat kenapa kedua konsentrasi menjadi sebanding pada pH 7. Untuk lakmus, terjadi perbandingan warna mendekati 50 / 50 pada saat pH 7 – hal itulah yang menjadi alasan kenapa lakmus banyak digunakan untuk pengujian asam dan basa. Seperti yang akan anda lihat pada bagian berikutnya, hal itu tidak benar untuk indikator yang lain.(Pairunan,1985)
Sifat asam atau basa pada suatu larutan, dapat diketahui dengan suatu petunjuk atau indikator. Pada umumnya, indikator adalah asam atau basa organik lemah yang warnanya dapat berubah pada kondisi pH tertentu. Lakmus merupakan salah satu zat dari ribuan zat yang digunakan sebagai indikator. Jika lakmus merah menjadi biru berarti larutan tersebut bersifat basa sebaliknya, jika lakmus biru menjadi merah berarti larutan tersebut bersifat asam. Berikut beberapa contoh indikator yang biasa digunakan dalam penentuan sifat larutan.No Indikator Trayek pH Warna (Asam) Warna (Basa).(Hanafiah MS, dkk. 2005)





III.  METODE PRAKTIKUM

A.Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah pH meter dan kertas lakmus dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah tanah, air O2 dan gelas untuk menampung air .
B.Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum kali ini adalah.
1.Siapkan tanah yang sudah kita ammbbil pada sebuahh tempat
2.Siapkan alat praktikum
3.Larutkan tanah dalam air dan tunggu sampai mengendap
4.Tiriskan dan pisahkan air dari endapan tanah tersebut
5.Masukan kertas lakmus dan lihat perubahan warna nya
6.Dan tancapkan pH meter ke dalam tanah pencet lalu lihat pergerakan jarum pada pH meter tersebut.





IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil

Tabel Pengukuran pH Kertas Lakmus
No
Lokasi
Nilai pH
Warna Lakmus
Sifat pH
1
Arboretum samping horti
6
Coklat, orange, hijau muda, kuning
Asam
2
Arboretum samping horti
5
Coklat muda, orange, hijau muda (lebih pudar), kuning gelap
Asam
3
Arboretum samping horti
5
Coklat muda, orange, hijau muda (lebih pudar), kuning gelap
Asam

Tabel Pengukuran pH menggunakan pH meter
No
Lokasi
Nilai pH
Kelembaban
Sifat pH
1
Arboretum samping horti (silvika)
6
4,5
Asam
2
Arboretum samping horti (silvika)
6,4
4,2
Asam
3
Arboretum samping horti (silvika)
6,2
4,2
Asam

B.Pembahasan

kertas lakmus ada 2 yaitu, kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Dari kedua kertas lakmus ini dapat menentukan sifat larutan dari bahan makanan yang kita teliti. Sifat larutan dari bahan yang kita teliti adalah bersifat asam, basa, dan netral.
Larutan tersebut akan bersifat, antara lain :
Bersifat asam, apabila kertas lakmus biru berubah warna menjadi merah. Sedangkan kertas lakmus merah tetap berwarna merah.
Bersifat basa, apabila kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru, sedangkan kertas lakmus biru tetap berwarna biru. Bersifat netral, apabila kertas lakmus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru. Dan kertas lakmus merah berubah warna biru, sedangkan kertas lakmus biru berubah warna merah
Sejarah dalam mengukur kadar keasaman cairan secara elektris dimulai pada
tahun 1906 ketika Max Cremer di dalam studinya tentang hubungan cairan (interaksiantara zat cair dan zat padat) dan ditemukan ternyata hubungan antara cairan bisadipelajari dengan bertiupnya suatu gelembung dari kaca tipis satu cairan yang ditempatkan di dalam dan di luar. Itu membuat suatu tegangan elektrik yang bisadiukur. Gagasan ini telah diambil lebih lanjut oleh Fritz Haber (yang menemukan) dan Zygmunt Klemsiewicz yang menemukanbahwa bohlam/gelembung kaca (yang ia namakan elektrode kaca) bisa digunakanuntuk mengukur aktivitas ion hidrogen yang diikuti suatu fungsi logaritmis.Kemudian ahli biokimia Denmark Soren Sorensen menemukan skala pH padatahun 1909. Karena kepekaan di dalam dinding gelas sangat tinggi, berkisar antara10 sampai 100 Mega-Ohm, voltase elektrode kaca tidak bisa diukur dengan teliti.sampai tabung elektron telah ditemukan. Kemudiannya, penemuan transistor efekmedan (field-effect transistors FETs) dan integrated sirkit ( ICs) dengan meringankantemperatur, membuatnya mungkin untuk mengukur voltase elektrode kaca itu denganteliti. Voltase yang diproduksi oleh satu pH unit (misalnya saja dari pH=7.00 - 8.00)secara khas sekitar 60 mV ( mili volt). Kini Ph Meter yang terdiri atas mikroprosesor yang diperlukan untuk koreksi temperatur dan kalibrasi.Meskipun demikian, pH meter modern masih mempunyai kekurangan, yaituperubahan yang lambat, yang merupakan masalah penting dalam menentukan skalayang valid.          
Rangkaian instrumen pH meter pada dasarnya tidaklebih daripada suatu voltmeter yang ditmpilkan dalamsatuan pH unit sebagai ganti satuan volt. Impedensimasukan pada indikator meter harus sangat tinggikarena ketahananya tinggi pula (kira-kira 20 sampai1000 M ) daripada alat pendeteksi elektrode kaca
secara khusus digunakan dalam pH meter. Rangkaiansirkit suatu pH meter sederhana pada umumnya terdiridari penguat operasional (Amplifier) yang di dalamya dapat membalikkan bentukwujud dari satuan volt ke satuan pH, dengan perolehan total voltase sekitar - 17.Amplifier Pembalikan mengkonversi voltase yang kecil yang diproduksi oleh alatpendeteksi (- 0.059 volt/pH di dalam larutan netral, + 0.059 volt/pH di dalam larutanasam) ke dalam pH unit, yang kemudian akan diterjemahkan setiap 7 volt ke dalamskala p





DAFTAR PUSTAKA


http://en.wikipedia.org/wiki/pH_meter diakses pada 8 april 2013 pada pukul08.50
Pairunan, Anna K., J. L. Nanere, Arifin, dkk.1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur.
Hanafiah MS, Ali, Kemas. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Praja Grafindo
                        Persada: Jakarta.





KESIMPULAN


Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah.
1.         Dengan pH meter, saat ini mengukur kadar keasaman dapat lebih
mudah dan lebih valid dari pada dengan kertas pH strip, kertas lakmus. Karena pada pH meter elektroda dapat diketahui langsung berapa derajat keasaaman suatu larutan.
2.      pH meter dapat bekerja karena terdapatnya aliran listrik pada elektroda yang
kemudian disalurkan dan di interprestasikan pada meter atau penunjuk angka, dan
aliran listrik pada tiap larutan berbeda-beda.
3.      Setiap akan digunakan, pH meter haris dikalibrasi dulu. Karena pada waktu
penyimpanan dimungkinkan terjadi perubahan standarisasi yang disebabkan
berkurannya ion dalam elektroda.
4.      Ada beberapa macam jenis pH meter, mulai dari yang murah
sederhana dan yang rumit dengan tingkat validitas tinggi. Dan masing-masing punya








LAMPIRAN




Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular

Label

Recent Posts