PERKECAMBAHAN
(Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan)
Oleh
Septo Widodo Pasaribu
1314151048
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
I.PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada praktikum kali ini kita akan membahas tentang perkecambahan.
Perkecambahan benih merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil
dari perkecambahan akan muncul tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses
pertumbuhan embrio saat perkecambahan benih adalah plumula tumbuh dan
berkembang menjadi pucuk dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar.
Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan dikenal dua tipe
perkecambahan yaitu hipogeal dan epigeal. Proses
produksi tanaman dimulai dengan benih ditanam, kemudian tanaman dipelihara dan
hasil tanaman (akar, umbi, batang, pucuk, daun, bunga, dan buah)
dipanen. Kegiatan produksi pertanian memerlukan unit
pembibitan tanaman. Pembibitan tanaman adalah suatu proses
penyediaan bahan tanaman yang berasal dari benih tanaman (biji tanaman berkualitas
baik dan siap untuk ditanam) atau bahan tanaman yang berasal dari organ
vegetatif tanaman untuk menghasilkan bibit (bahan tanaman yang siap
untuk ditanam di lapangan. Teknik penanaman yang akan
dikembangkan meliputi berbagai teknik dari setiap aspek pembibitan dan
produksi benih serta teknik untuk mengoptimalkan proses
pertumbuhan dan perkembangan organ tanaman sehingga diperoleh hasil panen yang
mempunyai kualitas dan kuantitas yang baik.
Tipe perkecambahan pada benih terbagi menjadi dua yaitu tipe epigeal dan
hipogeal. Tipe epigeal banyak ditemui pada tanaman dikotil, sebaliknya tipe
hipogeal bisa ditemui pada tanaman monokotil.
B.Tujuan percobaan
Adapun
tujuan dari praktikum kali ini adalah
1.
Mengetahui
perbandingan antar media tanam pada tanah dan pasir.
2.
Mengetahui
teknik pembibitan yang benar.
3.
Mengetahui
aspek pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Benih dikatakan berkecambah apabila sudah dapat dilihat
atribut perkecambahannya yaitu plumula dan radikel yang keduanya tumbuh
normal dalam jangka waktu sesuai dengan ketentuan ISTA. Proses
perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari
perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Proses metabiolisme
terdiri dari proses katabiolisme dan anabiolisme dimana pada katabiolisme
terjadi proses terjadi perombakan cadangan makanan sehingga menghasilkan energi
ATP sedangkan pada anabiolisme terjadi sintesa senyawa protein untuk pembentukan
sel-sel baru pada embrio. Kedua proses ini terjadi secara berurutan pada
tempat yang berbeda (Gardner,1991).
Tahap-tahap dalam perkecambahan pada tumbuhan pada
mumnya dimulai dengan:
a) Tahap pertama suatu
perkecambahan benih benih dimulai dengan proses penyerapan air oleh benih,
melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma.
b) Tahap kedua dimulai
dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi
benih.
c) Tahap ketiga
merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat,
lemak, dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan
ke titik tumbuh.
d) Tahap
keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di
daerah meritematik untuk menghasikan energi bagi kegiatan pembentukan
komponen dan pertumbuhan sel-sel baru.
e) Tahap kelima adalah pertumbuhan dari
kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian
sel-sel pada titik tumbuh. Sementara itu daun belum dapat berfungsi
sebagai organ untuk fotosintesis maka pertumbuhan kecambah sangat
tergantung pada persediaan makanan yang ada dalam biji. (Kartasapoetra,2003)
Pertumbuhan pada tanaman berbagi dalam beberapa tahapan, yaitu
perkecambahan yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan
sekunder. Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil
dari dalam biji. Untuk itu perlu diketahui bagaimana proses
perkecambahan itu terjadi beserta kondisi – kondisi pada kecambah yang diberi faktor
– faktor penyebab perkecambahan / persemaian (Sutopo,2002).
III. METODE PENELITIAN
A.Alat dan bahan
Alat dan
bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah pasir dan tanah sebagai media
penanaman,nampan sebagai tempat benih dan benih. Pada praktikum kali ini
digunakan benih saga sebanyak 100 benih.
B.Cara Kerja
Adapun cara
kerja pada praktikum kali ini sebagai berikut pertama kita siapkan semua alat
dan bahan lalu masukkan pasir dan tanah kedalam nampan atau media lain sebagai
tempat menampung pasir dan tanah. Lalu,masukkan benih ke media penanaman,
masukkan masing-masing sebanyak 50 buah kedalam media tanah dan pasir. Siram
setiap hari benih yang ditanam setelah itu amati perkembangan yang
terjadi,catat dalam lembar pengamatan.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
Adapun hasil dari pengamatan yang telah dlakukan
sebagai berikut:
Tabel 4.1 hasil benih saga pada media pasir
Hari ke-
|
Jumlah yang tumbuh
|
1
|
-
|
2
|
-
|
3
|
-
|
4
|
-
|
5
|
-
|
6
|
1
|
7
|
1
|
8
|
1
|
9
|
1
|
10
|
2
|
11
|
2
|
12
|
2
|
13
|
2
|
14
|
2
|
15
|
2
|
16
|
3
|
17
|
3
|
18
|
3
|
19
|
4
|
20
|
4
|
21
|
-
|
22
|
-
|
23
|
-
|
24
|
-
|
25
|
-
|
26
|
-
|
27
|
-
|
28
|
-
|
29
|
-
|
30
|
-
|
31
|
-
|
Tabel 4.2 hasil benih saga pada media tanah
Hari ke-
|
Jumlah yang tumbuh
|
1
|
-
|
2
|
-
|
3
|
-
|
4
|
-
|
5
|
-
|
6
|
-
|
7
|
1
|
8
|
1
|
9
|
2
|
10
|
2
|
11
|
2
|
12
|
2
|
13
|
2
|
14
|
-
|
15
|
-
|
16
|
-
|
17
|
-
|
18
|
-
|
19
|
-
|
20
|
-
|
21
|
-
|
22
|
-
|
23
|
-
|
24
|
-
|
25
|
-
|
26
|
-
|
27
|
-
|
28
|
-
|
29
|
-
|
30
|
-
|
31
|
-
|
B.Pembahasan
Pada
praktikum kali ini kelompok kami mendapatkan benih saga sebagai bahan untuk
perkecambahan sebanyak 100 biji dengan media tanam pasir dan tanah. Setiap media
berisi masing-masing 50 biji. Disini kita membandingkan denagn media apa biji
tersebut bisa melakukan perkecambahan dengan baik dan cepat. Hasilnya pasir
lebih baik dari pada tanah pada masa perkecambahan hal ini dikarenakan pasir
memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih Sifatnya
yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media
lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya benih
suatu tumbuhan atau tanaman. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah
kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase
media tanam Pasir sering digunakan sebagai
media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir
menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan
konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga
mudah terkikis oleh air. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan
pengairan dan pemupukan yang lebih intensif
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil
pada percobaan kali ini adalah:
1.
Media tanam
pada pasir pertumbuhan benihnya lebih cepat dari pada dengan tanah.
2.
Sebelum
melakukan pembenihan perlu dilakukan skarifikasi pada benih untuk mempercepat
fase dormansi.
3.
Perkecambahan benih sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik internal maupun
eksternal. Faktor internal berhubungan dengan kondisi benih yang dikecambahkan,
sedangkan faktor eksternal lebih berkaitan dengan lingkungan
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar